12.20.2010

Untuk Kalian, Perempuan!!!

Kita akan menjadi mudah menyayangi orang lain saat perasaan kita sedang terluka. Kita akan mudah menerima segala hal saat kita sedang lemah dan kosong. Kita mungkin saja akan menjadi mudah tersentuh, terharu dan terkesan saat kita seang kesepian dan merasa butuh “sosok” lain sebagai teman. Konteks bicara kita adalah “PEREMPUAN”.

Sadarkah kalian?

Kita adalah makhluk paling lembut dan rapuh yg diciptakan dengan ratus ribu jutaan pesona.

Dan kita sangat patut untuk mensyukurinya.

Kita patut pula untuk menjadi sangat bangga karenanya.

Lalu ada beberapa dari kita yang menjadi lebih mudah membuka diri saat rapuh, saat lemah, mengembangkan sayap kala sela-selanya masih terkoyak. Mereka tau jelas akan sakit setelahnya, mereka paham betul akan beresiko terbang dan bermain di atas sana. Mereka merasa kuat dan mampu, meresa cukup berani untuk memulai dan mempertaruhkan pulih yg belum tuntas benar, tersilaukan bayang kebahagiaan yg nyatanya semu belum jelas teraba. Mereka adalah bagian dari kita yang berani juga bodoh di saat yg sama. Begini jadinya perempuan jika hanya andalkan rasa dan perasaan.

Dan ada pula beberapa dari kita yg menjadi skeptic dan penuh wasangka. Membentengi diri dan memasang kuda-kuda kapan saja. Membuat diri jadi sulit tertembus rasa, jamah dan bahasa. Mereka tau jelas mereka tak akan pernah mampu berjalan dan melangkah seorang diri, kaki mereka pincang, dan jalanan masih menanjak, berkelok, dan menikung didepan sana. Benteng yg mereka banggakan kemana-mana terlalu berat untuk ditopang sambil lanjutkan perjalanan. Kaki pincang yg mereka punya tak cukup tahan untuk membawa mereka berjalan jauh dari pijak semula mereka. Mereka tau, mereka tak akan mudah bergerak jauh dengan beban seberat itu dan kaki terluka seperti itu. Tapi mereka tetap berkeras mengkukuhkan keyakinan mereka bahwa, “aku bisa dan akan kuat dengan begini!”. Disaat yg bersamaan, mereka sukses menjadi sosok yg tegar sekaligus bodoh! Beginilah jadinya perempuan kalau hanya andalkan logika!

Dan cobalah kita renungi,…

Adakah diantara kita yang berhasil menjadi begini,…

Seorang perempuan yang tetap mampu memberikan sedikit keindahannya pada semua sosok, sebuah senyuman tulus, di saat dirinya terluka, di saat perasaannya tersakiti, di saat perasaannya telah terkhianati. Seseorang yang mampu tetap berjalan dengan hati bangga sekaligus terluka, hati lapang yg dimiliki seorang perempuan, yang selalu mampu memaafkan dan membuka pelukan. Seseorang yg ketika ia menitikkan airmata di dalam hatinya ia berkata,

 “Aku adalah perempuan, sosok yg dianugerahi banyak cinta untuk kubagi pada sesama dan lawan jenisku, yang tak akan habis dan kering ketika aku terkhianati dan dilukai. Aku adalah perempuan, yg dianugerahi Tuhan airmata untuk lukiskan segala indah makna dunia dan perih pengkhianatan, yang setelahnya akan tetap tersenyum dan membagi senyuman pada sesamaku. Menularkan kelapangan hatiku untuk sesamaku, karena kita bisa, aku kau dan kita semua, karena kita adalah perempuan.”

How??


Love Au De Latte


Sepagi ini aku sudah menghabiskan seperempat jam pertamaku di teras samping dengan secangkir kopi, memandang langit biru, tersenyum-senyum, mengingatmu. Kamu membuatku selalu mampu mengingatmu, setiap katamu, setiap kalimatmu, caramu mengatakannya, caramu tertawa, dan caramu membisikkan sesuatu di dekat telingaku, sensasi menggelitik yang selalu kurindukan walau pasti kuhafal detil kronologisnya. Kamu seperti kopi ini, aku menyukaimu sama seperti aku memposisikan kopi dalam hidupku. Kamu adalah hitam pekat yang kadang manis kadang pahit, kental dan khas dengan irama yang selalu kuinginkan. Kamu! Hhhh, aku mengingat persis aromamu, seperti aku mengingat khas aroma kopi yg selalu kuminum ini. Aku tergila-gila pada cinta yang kamu tawarkan, sama persis dengan aku tergila-gila pada kopi di setiap decap yang kuteguk setelahnya. Kamu menggodaku, sama seperti kopi yang selalu menggoda lidahku untuk mencicipi tiap tetesnya yang tak pernah luput dari setiap tegukku.

Lalu, sebentuk benda putih ini, yg menemani setiap teguk kopiku. Membuat rasa dan aroma kopi semakin sempurna terekam dalam sensori lidahku. Sebatang rokok menthol yg selalu meninggalkan sensasi dingin segar di hidung dan kerongkonganku, sama seperti kamu, selalu meninggalkan kenangan manis yang menggoda untuk ku ulang-ulang dalam memoriku. Ah!! Aku benar-benar jatuh cinta padamu nampaknya. Dan posisimu kini setara dengan secangkir kopi dalam genggamku tiap pagi dan waktu-waktu lain.

Kamu tau, kopi adalah sumber inspirasiku! Dan rokok ini adalah drive dan power untuk jemariku bergerak gesit merangkai kata menyusun kalimat dalam laptopku. Lalu hupla!!! Terlahirlah suatu karya. Kamu juga begitu. Kamu sama seperti kopi dan rokok kesukaanku, kamu adalah sumber inspirasi dan nafas baru bagi setiap karya yang kulahirkan setelah mengingat segalanya yang terlewat bersamamu. Kamu selalu membuat aku memiliki alasan untuk menuangkanmu dalam ruang ingatku, memainkanmu dalam peran-peran di imaginasiku, memposisikanmu sebagai pemberi nyawa dalam tulisanku. Aku selalu kecanduan untuk menyatukanmu bersama sensasi kopi dan rokok menthol ini, memadukan segalanya menjadi satu untuk kulukis detil dalam ratusan kata yang bisa dibaca.

Perjamuan semalam, seperti apa kamu menilainya?

Aku mengingat jelas bagaimana rupamu saat aku membukakan pintu rumah untukmu, mengingat jelas seperti apa caramu menatapku dan melengkungkan senyum ,yang entah apa artinya, untukku. Bahkan untuk mengingat yang begini saja aku bisa melahirkan puluhan kata-kata untuk melukiskan berisik dan riuhnya gejolak dalam hatiku. Lalu setangkai mawar putih itu, yang tanpa tedeng aling-aling lantas kau sodorkan begitu saja padaku, sambil, aku tau, menahan kikukmu yang setengah mati kau sembunyikan dank au gantikan dengan dehem beratmu, ingin menyampaikan kesan gentle yang agaknya kurang tersampaikan di mataku. Lalu aku tersenyum menikmati pertunjukkan motorismu, perpaduan koordinasi antara reaksi fisikmu dan perintah otakmu yang sedang terkacaukan oleh rasa nervouse mu. Ha! Kena! Aku menikmatinya. Lalu setelah kamu masuk dan duduk di ruang tengahku, ruangan paling nyaman yang sengaja kutata untuk membantuku memperlancar munculnya insight. Ruangan paling hangat yang ku dominasi dengan paduan warna cokelat, caramel, dan putih. Lalu kita berbincang seperti biasa, kerjamu, kerjaku, aktivitas, tulisanku, dan banyak lagi. Makan malam bersamamu, membuat aku kurang mampu mengoptimalkan kerja indra perasaku, lidahku terlalu sibuk mengikuti kerja otakku yang melompat kesana-kemari mengikutin imaginasi-demi imaginasi yang bermunculan di kepalaku karena kamu.

Lalu kita sama-sama menikmati kopi di teras samping, memandang langit malam yang jauh dari bintang. Cuma ada bulan yang cukup kita sukuri sebagai objek pengalih berhatian beberapa saat, ketika kita sedang sama-sama mati gaya atau kehabisan topik lalu berusaha mencarinya. Lalu aku kehilangan ingatanku tentang kronologis itu, tiba-tiba saja ingatanku hilang dan menguat secara selektif pada suatu bagian dalam erjamuan semalam. Yang aku ingat adalah kepalaku bersandar dipundakmu, kita bicarakan masalah hati, dan tanganmu erat menggenggam tanganku, aku tenggelam dalam pelukmu. Yang aku ingat adalah, malam itu tiba-tiba posisimu selevel mengungguli secangkir kopi dan rokok mentholku, tapi tidak semenggairahkan seperti saat menuangkan rahasia bersamamu di atas keyboard. 

Malam tadi kamu membisikkan banyak kata. Terlalu banyak hingga hatiku menggembung sesak terpenuhi letupan-letupan emosi yang memancing rekahan senyum dan tawa bahagia. Kamu membuatku melupakan jam minum kopi dan menit merokok yang selama ini rutin kujalani. Kamu dan bisikan-bisikanmu membuat aku selalu ingin melompat menghampiri laptopku, menuangkan dan melukiskan segala rasa yang membuncah malam itu dalam ratusan kata-kata, berbaris-baris kalimat. Tapi hangat yang kamu tularkan untukku malam tadi telah melenakanku jauh terjatuh dalam nyaman yang benar-benar enggan untuk aku lewatkan.

Kamu membuat aku merasakan benar-benar memiliki duniaku sendiri dalam perjamuan semalam kita. Kita bicara soal hati, semakin dalam dan semakin sakral.

Dan pagi ini, aku terbangun disebelahmu, mendapati wajahmu sebagai pemandangan terindah yang bisa kunikmati puas-puas seketika setelah aku membuka mataku. Menikmati sosokmu dengan inderawiku yang berangsur memasuki keterjagaannya. Kita benar-benar menghabiskan malam dengan banyak cerita. Kamu membuatku memiliki banyak benih kata untuk kujalin satu sama lain.

“Selamat pagi,…”

“Hai, pagi… kopimu di meja tengah ya…”

Aku menunggu aka nada pertunjukan apa setelah ini… darimu tentu saja, dengan aku sebagai pemeran utama keduanya.


20.12.10 (02.10 pm)

12.18.2010

Apa yg Perlu Kamu Tau??

Rela gak lu, kalo temen tersayang lu harus dituker dengan sosok baru?
I mean, ...gini...

"Lu berada pada posisi yg sangat tidak kondusif, sangat tidak nyaman dan sangat menyakitkan, yaitu saat dimana temen lu naksir cowok lu (nah lu makan tuh cinta!!)"

Pertanyaan gw,...

"Lu pilih sapa?" 

Kalo gw pilih temen gw tersayang!!
Why?

"Karna dia adalah harta, aset dan infestasi jangka panjang gw" 

Why??

"Karena gw nggak BELUM tertarik dengan suatu hubungan terikat antara 2 insan dengan jenis kelamin berpasangan (baca: beda), kalopun pada akhirnya ntar emang gw tertarik dengan hubungan ribet begitu, gw akan mempertahankan temen gw dengan alasan, CEWE JAUH LEBIH SETIA DARIPADA COWO !!! (oke, sepintas gw mikir ada tendensi mengarah ke lesbian, urgh!!!). Simpelnya, karena gw nggak akan merelakan hal berharga yg gw miliki sebelumnya harus tergadaikan utk suatu kebahagiaan semu yg nyata-nyata tak teraba oleh sgala inderawi gw. NOPE!!!!


That's it!!!
Enough!
=)

12.09.2010

Ambil Mantan Gue, Tapi Beliin Gue Biskuit Enak Itu!!


Ceritanya flashback  ni yah. Kalo bingung ya silahkan. Gw udah bingung duluan, mulai dari:
  1. Ngapaeeeenn juga gw bahas masalah cecunguk-cecunguk itu
  2. Segitu berharga dan menggiurkan kah biscuit yg gw idam-idamkan itu
  3. Ngapain juga pake gw tulis di blog gw
Nah!! Berawal dari beberapa ketidak-jelasan tadi, jadi deh akhirnya gw tulis aja sekalian, berkicau lewat tulisan…
Tentang Gue,…Mantan, dan…(Mantan) Sahabat Gue
 
(sumpah kembang-kempis lubang hidung gw…antara mau nangis ato emang reaksi fisiologis gw yg terlalu buruk)

Gw ada seorang temen nih, more than just a friend (bukan!!! Itu bukan berarti dia pasangan homo gw!! Gw lesbinya gak bakalan ma cewe se-tipe kok!) malah. Udah gw anggep kaya sodara kembar gue sendiri (inget ye! Kata “kembar” di BOLD dan di UNDERLINE, trus di pakein stabile SHOCKYPINK). Nah asal-usul kenapa gw ama dia dijulukin “Si Kembar” berawal dari masa-masa awal gw kuliah. Gue ama Si Em (sebut saja begini) emang asli (sumpah deh) deket banget (BANGET!), apapun kita bagi, kemanapun kita bersama (secara dia ga bisa naik kendaraan macem apapun, jd nebeng gw), makan pun menunya, sama (itu karena kita pesen menu paketan kampus). Pokoknya asli deket banget deh!

Kalo di kampus gw, ada matakuliah yg membahas mengenai psikologi gestalt, di dalamnya ada sebuah hukum teori yg sala satunya disebut “proximity” yaitu efek kedekatan. Sesuatu yang terlalu sering di stimuluskan pada seseorang dalam jarak yg relative dekat, secara terus-menerus, maka akan memunculkan persepsi “kesamaan” (atau identik) pada si pengamatnya (sumpah mak! Gw lupa persis gimanya bunyinya tu teori, itu ringkasannya aja). 
 
Nah! Begitu juga yang terjadi antara gw dan Si Em. Maka jadilah kita sodara kembar yg punya (seakan-akan sih) banyak kesamaan. Bahkan banyak juga orang yg salah manggil Si Em pake nama gw (kalo gini ketauan kan pamor gw lebih tinggian), banyak juga orang-orang asing yg selalu nyeletuk “kembar ya??” sambil menunjukkan ekspresi kagum heboh (persis kea anak monyet nemu pisang), atau bahkan sampe cowok kita masing-masing gak mengenali yg mana ceweknya masing-masing, saat gw ama Si Em mamerin photo box kita. Gondok bgt gw! Masa iya cowok gw waktu itu (mantan sekarang) bisa-bisanya lupa ma cewek yg udah dipacarin selama 2taon??!!
 
Kelamaan nih!!  
 
 

Singkat cerita,…sekarang Si Em (mantan) sahabat gw tercinta, udah jalan sekitar 2 tahunan lah ama (Mantan) Pacar gw. Gw putus ma Mantan tepat di 4,5 tahun kita pacaran, dan gw juga dikhianatin “Kembaran” gw sendiri tepat di 2,5 tahun persaudaraan instan kita terjalin. That’s so hurt!!!

Gw dikhianatin Dua Orang yg Gw Sayangin dalam waktu bersamaan. Aaaaaahhhh!!!
Sakit banget!!
Tapi itu bukan masalah lagi. So what kalo emang akhirnya mereka emang hepi jalan bareng?? Gw memilih untuk tetap meneruskan hidup gw. 

Tapi, bisa gak gw minta si Em beliin gw biscuit kacang hijau (ntah apa itu mereknya) yg pernah dia bagi ke gw dulu???
 
Ambil deh mantan gw!!! Tapi siniin biskuitnye buat MAHAR!!!

12.05.2010

Dari Hawa, untuk sesamanya dan kaum Adam

kawan, ...
mari kita merenung sejenak...

kita kosongkan jenuh pikiran kita untuk sejenak
kita lapangkan hati kita untuk sesaat
mari sucikan harapan kita dari gebu nafsu
hanya sejenak,
untuk akhir yg cerah.

Kawan,...
apa yg membuatmu merasa bangga menjadi seorang wanita?
apakah keindahan paras kita?
ke-elokan ragawi kita?
atau lembut tata kata kita?

Aku lebih memilih berbangga menjadi perempuan karena inilah kesempatanku
..aku terlahir sebagai kaum yg dicintai pria
yg katanya tercipta dengan tulang rusuk pria utk dilindungi
aku terlahir menjadi sosok terindah yg diciptakan Tuhan untuk menyemarakkan dunia
memberi warna dunia

Aku lebih memilih berbangga untuk menjadi calon ibu
yg nantinya di dalam ragaku bersarang kehidupan kecil yg turut berdenyut bersama nadiku
yg nantinya akan kupanjatkan doa di tiap helah nafasku untuk keselamatannya
yg nantinya akan ku ajarkan padanya bagaimana cara meraba dunia,
bagaimana cara membaca hati
bagaimana cara memilah warna dunia
yg nanti darinya akan muncul panggilan lembut "Mama" atau "Bunda"


Aku lebih berbangga untuk menjadi sandaran untuk sesamaku,
yg nantinya aku bisa pahami sakit sesamaku
luka sesamaku
yang nantinya aku bisa turut bahagia setelah mereka mampu
gunakan kedua belah tangan mereka untuk seka airmata mereka dan berdiri tegak untuk kembali melangkah mantap!

Kawan,....
Apakah sulit menjadi wanita yg dicintai?
Karena aku masih banyak melihat yg tersakiti diantara kalian,
karena aku masih kerap mendengar isak tertahan dari kalian
Apakah susah untuk kita, membuat sosok yg kita harapkan melindungi kita untuk hanya menatap pada diri kita?

Mengapa?
Adakah yg kurang hingga mereka berpaling?
Ya, pasti!
Karena andai kalian tau, lelaki'pun selalu memiliki rumah untuk hatinya berpulang...
Karena andai kalian tau, lelaki yg harus selalu melindungi kita'pun membutuhkan diri kita untuk
memberinya makna agar tetap merasa berharga bagi kita..
adakah yg terlewat?
Ya pasti!
karena jika kita adalah yg terbaik bagi pasangan kita masing-masing, maka tak kan pernah ada
keretakan...


Lalu mengapa ada diantara kita, para wanita yg gemar muncul di tengah dua titik sejajar dan membangun segitiga?
Andai kalian tau, dia adalah sosok yg paling butuh pertolongan kita...
adakah kalian pernah menanyakan apa yg membuatnya demikian?
Karena bagiku wanita tak akan tega melukai sesamanya...
dia hanya terluka,...
dan membutuhkan sedikit bantuan dari para wanita sesamanya dan perlindungan dari lelaki, kaum yg seharusnya menjaganya...
bimbinglah...


Aku bangga menjadi perempuan...

Dan akan merasa berkali-kali lipat menjadi lebih BERHARGA hanya jika ketika aku mampu membantu sesamaku,...

=)