5.07.2012

knowledge managemet dahlan iskan

Belakangan ini media sering memberitakan seorang tokoh yang bisa dikatakan cukup controversial. Beliau adalah Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara, Bapak Dahlan Iskan. Sebelum membahas beliau, mari kita mengulas sedikit biografinya. Dahlan Iskan (lahir tanggal 17 Agustus 1951 di Magetan, Jawa Timur), adalah CEO surat kabar Jawa Pos dan Jawa Pos News Network, yang bermarkas di Surabaya. Ia juga adalah Direktur Utama PLN sejak 23 Desember 2009. Pada tanggal 19 Oktober 2011, berkaitan dengan reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II, Dahlan Iskan diangkat sebagai Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara. Pada mulanya Dahlan Iskan tidak menyukai perusahaan PLN, namun setelah beliau memasuki perusahaan tersebut, beliau menjadi sangat mencintai perusahaan tersebut. Beliau merasa telah menemukan model transformasi korporasi yang sangat besar yang biasanya sulit untuk berubah. Semenjak memimpin PLN, Dahlan membuat beberapa gebrakan diantaranya : bebas byar pet se Indonesia dalam waktu 6 bulan, gerakan sehari sejuta sambungan. Dahlan juga berencana membangun PLTS di 100 pulau pada tahun 2011. Sebelumnya, tahun 2010 PLN telah berhasil membangun PLTS di 5 pulau di Indonesia bagian Timur yaitu Pulau Banda, Bunaken Manado, Derawan Kalimantan Timur, Wakatobi Sulawesi Tenggara, dan Citrawangan. Bagaimana Dahlan Iskan bisa membuat dan menghasilkan banyak perubahan hampir di semua perusahaan yang dipimpinnya? mari kita bahas kemampuannya dalam mengelola pengetahuan atau Knowledge Management. Scarborough et al (1999) menjelaskan Knowledge Management sebagai serangkaian proses atau tindakan untuk membuat, memperoleh, menangkap, berbagi dan menggunakan pengetahuan dimanapun berada, untuk meningkatkan pembelajaran dan kinerja di organisasi. Scarborough dan Carter (2000 dalam Armstrong, 2010) menjelaskan bahwa manajemen pengetahuan merupakan upaya manajemen untuk secara aktif membuat, berkomunikasi dan mengeksploitasi pengetahuan sebagai sumber daya dalam organisasi. Blake (1988 dalam Armstrong, 2010) mengatakan, tujuan dari Knowledge Management adalah untuk menangkap keahlian kolektif perusahaan dan mendistribusikannya kemanapun hingga dapat mencapai hasil yang terbesar. Selama hampir enam bulan kepemimpinannya, Dahlan Iskan tidak pernah menduduki meja kerja Dirut PLN. Beliau tidak memerlukan meja, ia lebih sering menjadikan ruang rapat sebagai ruang kerjanya. Beliau memotivasi semua karyawan untuk berani mengeluarkan ide, menampungnya serta memfasilitasi ide serta memberikan tanggung jawab penuh untuk merealisasikan ide mereka. Beliau tidak pernah memeriksa surat masuk, karena menurutnya karyawan PLN terdiri dari orang-orang yang cerdas, jadi ia tidak lebih paham dibandingkan dengan karyawannya. Sehingga yang beliau lakukan adalah mengorganisir surat tersebut agar dapat sampai ketangan yang mampu untuk menyelesaikan. Dahlan Iskan menjadikan lapangan sebagai sarana belajar dan komunikasinya. Beliau tidak segan untuk turun dan meninjau langsung lokasi-lokasi yang bermasalah, serta mewawancarai secara langsung karyawan dilapangan untuk kemudian dirundingkan pemecahannya. Yang menarik dari periode kepemimpinan Dahlan di PLN adalah pembuatan CEO note untuk semua karyawan di PLN sebagai sarana motivasi. CEO note ini berfungsi sebagai sarana komunikasi tidak langsung antara pimpinan dan karyawan seluruh PLN di Indonesia. Gaya bahasa dalam CEO note yang jenaka namun sarat makna ini tidak memuat suasana menggurui. Semua tulisan itu berisi suka duka Dahlan dan semua jajaran pegawai PLN dalam pengambilan keputusan dan kinerja. Jadi sebenarnya dalam CEO note yang dimuat dalam buku “Dua Tangis Ribuan Tawa” ini memuat bagaimana cara-cara meningkatkan kualitas perusahaan PLN. Disana terlihat adanya komunikasi yang lugas dan blak-blakan dari pimpinan dengan karyawan. Gambaran tantangan dan keberhasilan selama menjabat Dirut PLN bersama para karyawannya bisa menjadi sumber inspirasi bagi karyawan dan pimpinan pasca Dahlan Iskan. Selain itu masyarakat luas juga bisa mengakses buku dan bolg pribadi beliau untuk menggali pengalaman. Pembuatan CEO note ini sesuai dengan penjelasan Hansen et al (1999) mengenai strategi Knowledge Management. Hansen et al membagi strategi Knowledge Management menjadi dua. Yang pertama The codification strategy, dimana pengetahuan di kodifikasikan dan disimpan dalam data base sehingga dapat diakses dan digunakan dengan mudah oleh siapa saja di organisasi. Yang kedua adalah personalization strategi, dimana pegetahuan di kembangkan dan di share langsung ke individu. Dahlan Iskan mampu menjawab semua yang dianggap tidak mungkin dalam kepemimpinan sebelum kepemimpinannya. Dengan pembuatan CEO note ia dapat membagi ide dari pimpinan ke karyawandemi mencapai tujuan bersama. DAFTAR PUSTAKA Armstrong, M. (2010). Armstrong’s Essentials Human Resource Management Practice. London: Kogan Page.Iskan, Dahlan. (2011). Inikah Kisah Kasih Tak Sampai? Diakses pada 05 Mei2012 dari http://www.pln.co.id/?p=3947 Profil Dahlan Iskan. Diakses pada 05 Mei 2012 darihttp://dahlaniskan.wordpress.com/profil-dahlan-iskan/ Suprapto, Hadi & Kurniawan, Iwan. (2011). Kiat Sukses Dahlan Iskan PimpinPLN . Diakses pada 05 Mei 2012 darihttp://bisnis.vivanews.com/news/read/263885-kiat-sukses-dahlan-pimpin-pln http://bisnis.vivanews.com/news/read/263885-kiat-sukses-dahlan-pimpin-plnhttp://bisnis.vivanews.com/news/read/263885-kiat-sukses-dahlan-pimpin-plnhttp://dahlaniskan.wordpress.com/profil-dahlan-iskan/http://www.pln.co.id/?p=3947