8.29.2013

Day 26

I choose to let you go.
Go bring all memmories and pain.
I let you free.
 
 
Selepas kepergian pertama, melepasmu untuk kesekian kali rasanya lebih mudah dan lebih ringan. Bulu-bulu sayapku ber-regenerasi, beberapa yang patah bergantikan helai-helai baru lagi. Ya, aku sedang mengepakkan keduanya. Lahan rindu yang ini sudah tandus, aku tak bisa menghidupinya sendiri. Dewasa berjalan bersama waktu, aku terbang bersama waktu, ke ladang baru yang akan kuhidupi dengan lebih atau bahkan jauh lebih baik lagi dengan seseorang setelahmu. Ya, setelahmu.
 
 
Kepergian kali ini pun atas maumu, sepihak darimu. Somehow, ini memberitahuku, Tuhan mengirimmu sekali lagi untuk membersihkan sisa-sisa yang ada.
 
 
Aku sudah tiba di satu ladang rindu baru. Bukan ladang yang kugambarkan dalam keinginan, bukan ladang yang sama seperti yang aku dan kamu miliki sebelumnya, tapi di sini, ada seseorang yang memanggilku, aku belum tau apa aalasanku tinggal kali ini, tapi aku sudah tau pasti, aku sedang tak ingin bermain hal yang sama sekali lagi.
 
 
Aku melepasmu, bersama luka yang muncul saat bersamamu. Biar kusimpan semua cerita bahagia, biar kuramu dalam bentuk sedemikian rupa, kuletakkan di sudut khusus yang memang tercipta untukmu. Tak terganti, tak bergeser.
 
 
Dan kali ini,
"Sayonara" tak akan berubah menjadi salam sapa seperti sebelumnya.
Pergilah, .. bebaslah seperti maumu.
Baru aku tau, membebaskanmu sama leganya dengan membebaskan diriku.
 
 
"Kita bertemu untuk saling melepas kemudian, ini misi pertemuan kita."
 
 
 
 
 
290813
2 hari lewat, "sayonara"
Di sisinya. 

8.05.2013

Day 6

Seharian.
Aku berpikir, berperang di dalam sini.

Apa mauku?
Kembali? Oh ya?
Bahkan ketika kamu bilang "Oke kita balikan .. .. .."
Aku ingin berteriak "Nggak! Aku nggak akan menyakiti diriku dengan bersama biadap sepertimu", tapi lagi-lagi aku menelan kalimatku. Aku menelannya dan kesakitan sendiri karenanya.

Tak sadarkah kamu bahwa yang hidup bukan hanya dirimu?
Akunpun hidup dan bernafas sepertimu.

Tak sadarkah kamu bahwa yang punya hati bukan hanya kamu? Aku pun bisa merasa berharap, bahagia dan tersakiti.

Tak tau kah kamu bahwa yang ingin merasakan kebahagiaan bukan hanya kamu sendiri?!
Perempuan yang kamu hampirinlagi 2 bulan lalu ini juga ingin menemukan kebahagiaannya sendiri kembali tapi kau datang dan mematahkan ruas-ruas jembatannya untuk menyebrang kini.

Kamu hilang lagi.
Kamu lari lagi.
Larilah, aku tak akan jauh. Selalu di sekitarmu.
Kita lihat siapa yang lelah lebih dulu.



050813 ; 22:32
Pengecut!

Day 4

Dia mengingkari janjinya. 

3 hari dan tak pernah ada kabar. Dia melakukannya lagi. Dia pergi macam pelaku kriminal dan lagi-lagi aku adalah korbannya. Dia sangat mudah diprediksi. Sayangnya kali ini aku tak ijinkan dia lari. Setidaknya ini tak semudah kemarin. Aku bertaruh hatiku sendiri.

Susah sekali mengajarkanmu soal kedewasaan dalam satu hal ini. Ironisnya kamu adalah sosok yang cukup pandai bicara ini-itu soal revolusi hubungan. Sayangnya semua kalimat motovasimu adalah sampah bagi dirimu sendiri. Hanya sebuah rangkaian kata apik yang tak berfungsi dengan benar dalam tatanan konsep dirimu. 

Aku turut bersedih atas hal itu.
Juga atas diriku yang dengan bodohnya melucuti senjataku satu persatu.

Pagi ini aku menghibungimu lebih dulu. Selalu begitu sejak dulu. Kamu kehilangan kelelakianmu begitu seringnya tanpa kamu sadari itu. Kanu lelaki lemah yang tak lebih dari sekedar pengecut untuk apa yang kau muntahkan dari mulutmu sendiri, dalam kata-katamu. Kamu menyedihkan. Bukan aku yang telah mampu mengampunimu, tapi kanu yang tak mampu menahan diri untuk tak lagi menyalahiku.

Tentu saja aku marah. Tentu saja aku sakit hati. Kau bilang "teman dekat". 

Dimana otakmu?! Dimana hatinu?!

Aku begitu ingin melempar piring dihadapanmu, melemparnya ke kepalamu. Supaya entah gumpalan apapun yang membuat otakmu sulit bekerja dengan benar bisa pecah dan mengembalikanmu pada jalan pikir yang waras.

Begitu ingin aku membenturkan kepala kencang-kencang menyadarkan diri dari kebodohan uang kulakukan 2 bulan ini. Gila! Aku sama tak warasnya denganmu. Sial! Aku menyambutmu! Cinta ini bebal untuk cepat-cepat berlalu meninggalkan hatiku.

Aku mencintai setan sepertimu!

Tuhan mengutukku.

"Kita pasangan"
Katamu setelah mengucap janji-janji yang akh sendiri tak tau kau paham betul artinya atau tidak.
Aku sedang berjalan ke pemakamanku sendiri.


030813 : aroud 2pm
Harusnya kamu yang membunuhku

Day 1

Kami duduk berhadap-hadapan. Aku lelah. Dia nampaknya juga begitu. Rhumraisin ice coffee di hadapanku tinggal setengah. Ia menatapku sebentar sebelum kemudian beranjak menuju meja pesanan memesan sesuatu untuknya sendiri. Aku datang lebih dulu. Menjnggu dalam ketidak pastian selama 3 puntung rokok. Dia kembali, menghempas badannya pada kursi stainless persis di hadapanku, membuang nafas berat, yang bagiku berkesan seperti "hhh apalagi ini".

Sedikit basa-basi.
"Gimana ujianmu?"
Dia menjawab dalam paparan. Kalimat dari kalimat berlompatan. Aku sedang menikmati pembicaraan sebelum bagian inti ini, karena bisa saja segalanya berubah setelah ini.

Kali ini gilirannya berbasa-basi.
"Gimana kerjaan tadi?"
"Well. Ancur.. "
Aku menikmati bagaimana aku masih bisa bicara ringan bersamanya tanpa bermain-main dengan asumsi dalam kepala. Karena aku tahu, segalanya belum tentu akan sama setelah apa yang akan aku bicarakan selanjutnya.

Sudah saatnya kurasa.
"Aku sebel sama kamu belakangan. Kamu main kabur-kabur lagi. Kenapa soh?"
Kamu pasti tak perna sadar bahwa setiap inci tubuh turut bicara. Aku menangkapnya. Terserah apa pembelaanmu. Kamu tak nyaman, kamu merasa diseret ke meja sidang.

Kamu mencoba mengelak, aku mencecar, kita perang tatap dan bahasa. Sampai kembali kamu lontarkan kalimat yg pernah menyakitiku begitu dalam dulu.

Kamu brengsek!

Aku tak pernah menyangka kamu bisa mengulang hal yang sama. Kamu mengerikan! Bahkan sarat akan manusia tak ada padamu! Hati dan otakmu tak bekerja! Emosi meletup-letup di dadaku. Meradang. Kepalaku sakit, sesuatu di dalam dadaku mendesak sesak.

Kamu bangsat!

Aku tak pernah mengira kamu bisa mengulang kekejaman yang sama setelah segala hal manis yang kamu berikan. Setelah kami setengah memohon atas maafku. Apa masih bisa aku menyebutmy manusia?!

"Kita jalani aja"
Katamu kemudian, mengakhiri janji-janjimu soal perbaikan.



300713, around 10 pm
Kenapa kau tak mati saja

8.01.2013

Agustus Terluka Lagi

Kamu pembunuh!

Dia bertumbuh lagi di dalamku, hidup dan berdenyut karenamu. Dia bernafas bersamaku karena ulahmu. Dia mengakar di dalamku atas ulahmu. Dan sama seperti sebelumnya, kamu membunuhnya! Entah apa sebenarnya kamu ini, bahkan syarat akan manusia hampir tak lagi bisa benar-benar kuyakini ada dan menetap padamu.

Aku telah berproses. Menghabisi waktu demi waktu, mengupas lapis-lapis kemarahan, mengampuni begitu banyak kesalahan, melepasmu. Dan di depan pintu kemenanganku kamu datang dengan ribuan keluhmu. Memintaku mengulurkan tangan. Memberikan ruang untuk lebih dari sekedar maaf. Kamu masuk terlalu dalam, tidak mengindahkan pagar-pagar kewarasan dan kekinian yang kamu tau pasti telah susah payah aku rangkai.

Aku jatuh pada putaran cinta bersamamu. Dan kamu tak bergeming seperti dulu. Apa kamu pernah peduli? Apa kamu pernah mau tau?

Dimana hatimu..
Kamu mau membunuhnya sekali lagi.
Dia menjerit-jerit di dalamku, memohon ampun
Kamu tak peduli.



010813
Harusnya aku tak lahir bulan ini