Bagaimana kita nanti?
Akan kah kamu memintaku untuk menjadi istrimu?
Atau akankah aku marah-marah menuntutmu untuk memintaku?
Aih,…itu mengerikan..Pilihan kedua, bisakah tak usah
terjadi?
Tapi mintalah aku…
Maukah kamu?
Bagaimana kita nanti?
Akankah kita menikah dan hidup bahagia bersama?
Atau kita akan terberai menjadi inti yang berbeda
sebagaimana awal dulu?
Menjadi aku yang hanya aku, dan kamu yang hanya kamu…Kita
hilang.
Astaga,… aku tak berani membayangkannya, walau benar
memamngt aku tak bisa menampik begitu saja kemungkinan kedua.
Bisakah itu tak perlu terjadi sayang?
Tapi berjanjilah kita akan baik – baik saja da akan terus
bersama…menikah mungkin…
Apakah aku terlihat se-desperate itu?
Mungkin saja aku lupa dengan statement andalanku, “Im not
desperate woman anyway, so I dont wanna make someone marry me ASAP”
Iya…iya…Aku cukup tegar untuk menerima kenyataan satu per
satu teman-temanku melepaskan status lajangnya dan menggantinya dengan “Nyonya blab
la bla”
Iyaaa…pun aku cukup kuat untuk menepis ingin-ingin yang
mengarah pada living together…
Tapi sayang,…sungguh setengah mati aku ingin tak lagi
memiliki kecemasan yang selalu muncul saat aku tak bersama kamu… karena itu aku
jadi sebegitu inginnya untuk selalu bersama-sama kamu..
Setidaknya aku tau kamu nanti akan pulang, tinggal semalam,
besok bekerja, lalu pulang dan bersamaku lagi…
Aku ingin itu..
L
Aku tak mau menangis merengek-rengek padamu seperti bocah
yang meminta permen yang begitu membuat ketagihan pada mamanya,…
Tapi aku mungkin saja akan melakukannya…karena aku ketagihan
kamu…
Kamu tau,..
Aku sering berandai bagaimana kita nanti…
Sialnya perandaianku selalu soal manis-manis…
Aku lupa hidup adalah dikotomi, aka nada sisi berlawanan
yang menjadi hukum peluang berlaku diantaranya..
Aku tak mau membayangkan yang tidak-tidak tentang kita
L
Bisakah mereka tak menghampiri kita sayang?
Atau bolehkan kita akan tetap bersama dan baik-baik saja
walau mereka datang dan mampir satu-persatu nanti?
Bolehkah sayang?
L
Karena sungguh aku tak akan mampu membuatnya menjadi “iya”
kalau kau tak mengangguk menjawab segalanya tadi …
Aku hanya sangat mencintai kamu…Aku hanya tak tau bagaimana
caranya mengontrol segala yang tertuju paadamu…
Aku hanya terlalu mencintai kamu…
200113/07.27pm
Menanti antara iya dan tidakmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar