3.06.2012

Tuhan Diantara Kita

"Apa isi doamu? Mengapa saat kau berdoa terasa sangat lama dan sangat banyak yg kau bisikkan pada Tuhan?"

"Tak banyak, hanya kita dan keluarga kita, tapi dalam segala keselamatan, kemakmuran, perlindungan dan kebahagiaan. Itu saja"

"Doa untuk keluargaku?"

"Ya. Tentu saja, karena aku yakin kamu tak akan pernah bahagia jika mereka tak bersamamu. Yang kuinginkan kamu bahagia, mereka bahagia dan kita bahagia bersama mereka."

"Apakah hidup ini adil untukmu?"

"Tentu saja. Hidup mengijinkanmu bahagia bertemu dg mu, dan penyeimbangnya adalah pembatas tegas yg lebar menganga diantara kita."

"Untuk apa?"

"Untuk kita mempelajari seberapa dalam cinta yg berdiam di dalam diri kita masing-masing"

"Pembatas ini semacam jurang curam atau tembok tebal."

"Tentu saja. Karena yang kita rasakan jugalah sebuah cinta yg kuat dan kasih yang mendekati kekal. Adil bukan?"

"Ah, aku tak tau darimana sudutmu berangkat untuk memikirkan apa yg ada diantara kita."

"Sudut yang tak pernah jauh dari tempamu beranjak tentu saja. Setidaknya ada kesamaan antara kita."

"Jadi apa satu yang sama antara aku dan kamu?"

"Sesuatu yang menuntun kita pada cinta. Aku tak tau tentu saja. Juga tak yakin kau tau. Kita masih saling mencari bukan?"

"Mencari? Apa?"

"Entahlah, kurasa kita seperti sedang mencari jalan pertemuan untuk cinta mengantarkan kita pada kebahagiaan kekal"

"Aku lelah, bukan untuk mencintaimu, bukan untuk berjuang membahagiakan cinta dalam diriku dan dirimu, hanya saja aku sedang lelah dengan entah apa yg menghalang-halangi kita."

"Jangan kau hiraukan. Ikuti saja maunya, jalani saja tuntunanya, mintalah pada Tuhan kehabagiaan yg kau yakini. Boleh saja cara kita berbeda, tapi bukankah Tuhan kita sama?"





Malam-malam ketika hasrat menggeliat
050312

Tidak ada komentar:

Posting Komentar