10.23.2010

Filosofi Life Ending




Pernah denger istilah happy ending dan sad ending kan?
Well, aku tau ini sudah nggak asing dalam sejibun istilah yang kita paksa masuk dalam memory jangka paten (Ukay! memori jangka panjang maksudku) kita. Siapa sih yang nggak tau makna dari dua istilah itu? Istilah popular umum yang sering nampang dalam segala aspek hidup kita. 

Nah sekarang, kepikir gak kalau 2 istilah ini ternyata hanya berlaku pada fragment-fragmen kehidupan, oke, atau potongan-potongan kehidupan kita, oke!oke! sebagian kehidupan kita untuk lebih singkat dan gamblangnya. Kebayang?

Oke! 
Kalo di dalam sinetron atau FTV – FTV dan Cookies, semacam tayangan segala umat Indonesia masa kini, mungkin yang namanya happiy ending itu sudah pasaran sifatnya. Then, what I mean is ‘ini hanya ada dalam kehidupan rekayasa, never come true, yah, begitu. Lihat deh sinetron-sinetron yang terdiri dari seabreg episode itu, walopun kesannya gag kelar-kelar, tapi mereka punya ujung cerita. Okelah, walaupun banyak sinetron yang diciptakan dalam berbagai seri atau jilid, kayak misal Tersanjung 1 sampe hampir 10 itu. Tetep ada endingnya kan? Harry Potter yang terkenal ceritanya sepanjang jalanan Jakarta, tetep aja dia endingnya ada di seri ke-7. Intinya, yang namanya cerita, fiksi, itu ada ujungnya yang ditandai dengan salah satu, entah happy ending atau sad ending. Nah kalo hidup kita?

Who knows??

Yang bakal aku permasalahkan disini adalah, kenapa ini gag berlaku dalam sepanjang hidup kita yang entah dimana ujung ini? Kenapa justru yang namanya ending, yang seharusnya menunjukkan akhir dari suatu perjalanan, ini harus hanya berlaku pada sebagian hidup kita saja?

Why??

Becoz of..

Kita ini ternyata hidup gak cuma berkubang di satu area aja. Dengan kita mengisolasi diri pun kita akan tetap terlibat dalam sejumlah potongan certa yang akan melibatkan masing-masing endingnya.

Gag percaya?

Coba deh kita analisis bareng..

Kita lagi jatuh cinta ma sum-one nih, untuk mereka yang self effidence-nya tinggi mungkin bakalan sah-sah aja melakukan gencatan PDKT duluan, tapi kalau kita-kita yang self efficacy-nya gak tinggi-tinggi amat (bisa ku perhalus ‘kan maksudku?), jangan ngarep deh kita bakal ngelakuin gencatan macem itu, ketemu dia aja kaki lemes, jantung kebat-kebit dan keringat dari segala penjuru mengucur deras, gimana mo PDKT??

Dari sini keliatan ‘kan sapa-sapa aja yang bakalan get their happy end n sad end??

Oke, ternyata bagi mereka yang mendapatkan happy ending mereka dengan berhasil jadian ma sum1 yang mereka taksir ‘n idam-idamkan, their love story gag mandheg cuman disitu lhow!! Belum lagi mereka bakalan tau kenyataan bahwa ternyata sosok yang mereka idam-idamkan nggak sama seperti apa yang mereka lukiskan dalam doa (baca: harapkan). Akan ‘kah hubungan ini diteruskan? Atau cukup sekian dan mari kita akhiri bersama-sama? Bakalan ada ending lain kan? Happy end atau sad end . Belum lagi kalo ternyata mereka bisa saling menerima n mengisi (kayak yang ada di sinetron-sinetron percintaan atau pilem-pilem drama romantic gitu) dan hubungan ini udah mengarah kejenjang yang dikatakan sebagai jenjang yang jauh lebih serius lagi, bisa nggak ini diterusin ? akan ada happy end n san end lagi. Lagi- lagi dan lagi. Sadar gag sih ini adalah lingkaran setan yang terus muter gitu aja dalam kehidupan kita ?
Lihat deh, ini cuman dalam aspek percintaan lhow! Belum aspek-aspek dan segi-segi yang lain…

WAW!!

Betapa mengagumkan itu si happy end n sad end!!

Intinya, hidup itu bukan sinetron, yang kalo udah, ya udah..TAMAT!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar