10.23.2010

Mereka Berkata Soal Zaman (yg katanya GILA)


Kata orang zaman sudah gila…
Yang entah atas dasar apa dikatakan demikian, saya belum paham benar. Banyak dari orang yang berkata demikian juga khilaf dan larut dalam kegilaan zaman yang mereka kata-katai. Sebenarnya mana yang paling benar,..zaman yang semakin menggila, atau zaman yang membuat orang-orang menjadi gila seiring dengan kemajuan-kemajuan yang mempermudah orang berkalimat,

 “Gile bener…”

Seorang dari sekumpulan laki-laki berumur yang duduk di pinggiran jalan, yang suka main kartu malam-malam cuek dengan adanya polisi lewat, menyisirkan pandangan mereka kearah jalan raya, dia mendapati seorang gadis berperawakan semampai berjalan dengan rok mininya dan kain ketat yang membalut bagian atas tubuhnya, tipis. Lelaki tadi menyunggingkan senyum tak jelas sambil awas menelanjangi tubuh gadis dengan pandangannya, menggelengkan kepala sambil tertawa yang juga tak jelas berkata,

 “zaman edan!!”

…nampaknya laki-laki tadi lupa akan ke-edanan yang dianugerahkan oleh zaman padanya, yang membuatnya berpikir bahwa, bermain kartu di pinggiran jalan malam-malam begini juga tindakan “edan”. Padahal dia juga melek berita, sering didapatinya sejumlah kumpulan pemain kartu kena garuk di tengah malam di pinggir kuburan.

Seorang anak SD menangis meraung-raung di depan orang tuanya, minta dibelikan Blackberry, ponsel canggih  era ini. Orang tuanya tak tahan mendengar raungan si anak yang menangis hingga suara serak dan napas tersendat. Esoknya, sebuah Blackberry bertengger manis di saku dalam tas sekolah si anak, orang tua berkata,

 “gila ini zaman, anak 7 tahun sudah minta yang macam-macam”

Orang tua tadi tak sadar bahwa, ada sosok yang lebih gila lagi dari anak mereka. Mereka sendiri.
Kemudian di dalam berita pagi, di salah satu halaman utama Koran terkemuka, terpampang berita Anak Kelas 2 SD Bunuh Diri karena Malu Tak Mampu Bayar Iuran Rp.6000,00. Usut-punya usut si bapak yang hanya seorang pedagang pisang keliling tak mampu membayar tagihan iuran tepat waktu, dan si bocah ingusan ini nekat menggantung lehernya di bawah pohon nangka halaman belakang rumahnya karena tak mampu menahan olok-olok dari temannya. Tragis. Dan mama saya membaca berita ini hingga tuntas sebelum berkomentar,

“Gila! Cuman Karena duit seharga nasi bungkus isi tempe penyet ni!!”

Andai mama saya memahami, diluar sana tempe penyet plus nasi hanya seharga 3500 rupiah, tak semahal harga tempe penyet dan nasi di resto kesayangan mama. Gila sekali orang-orang yang suka berkomentar tanpa menimbang-nimbang ulang.

Dan mungkin saja saya salah satunya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar