10.09.2013

S.O.S


Ini tidak mudah. Sungguh. Aku tak mengada-ada soal ini tidak mudah. Aku bersungguh-sungguh soal aku tidak ingin membenci siapapun. Aku masih di dalam pertempuranku sendiri, melawan suara-suara di kepalaku. Aku masih berjibaku sendiri, memenangkan pertarungan dalam labirin yang menjebakku berulang kali ke masa lalu. Aku tak akan mengemis lagi. Aku tak mau meminta – minta lagi, aku tak akan melukai diriku sendiri dengan bergantung pada siapa-siapa lagi. Aku akan memenanginya sendiri.

Pun aku tak ingin menjatuhkan air mataku lagi. Sungguh.

Aku tak ingin menangis apapun yang sudah begitu lama terjadi. Aku tak ingin menangisi apapun yang sudah begitu jauh terlewat dariku. Aku juga tak mau menangisi apapun yang membebani aku saat ini. Segala sakitku, segala sesak yang menghimpit di dalam sini, aku menerima mereka sebagai teman selama berproses. Aku tak akan mengutuk dan mengusir mereka pergi, aku ingin bersahabat dengan segala sakit, dengan semua sesak, karena aku ingin mereka bukan lagi menjadi masalah bagiku di saat prosesku selesai nanti.

Aku pernah bahagia.

Terakhir kuingat adalah saat pertama kamu membisikkan sesuatu di telingaku sebelum pergi, “have a safe sleep”. Aku menemukan seseorang yang menyayangiku segenap hatinya malam itu, dan yang membahagiakan adalah aku pun memiliki getaran yang sama dengannya, kami saling mencintai, saat itu, malam itu.

Aku pernah sangat bersedih. Terakhir kuingat adalaha ketika aku dibuang untuk kedua kalinya. Satu hal dari sekian banyak hal yang ingin kuucapkan saat itu adalah berteriak padanya, “Aku bukan sampah! Aku pun bisa bernafas, makan bahkan terluka sepertimu! Aku bernyawa dan aku pun begitu ingin bahagia!” Sakit dari segala sakit. Sore itu.

Aku sedang berada jauh dari lingkaran diriku. Aku mengasing. Aku hanya ingin berdua dengan sendiri. Aku hanya ingin mengobati diriku sendiri dengan egois yang sekian lama kulupakan untuk melindungi diri. Aku memasang bentengku lapis demi lapis lagi.

Apa yang terjadi ini?

Aku semacam robot yang ditiupi jiwa yang lupa bagaimana mestinya menghidupi kehidupnya sendiri. Aku mengejar segalaanya. Aku menenggelamkan diri pada apapun. Aku membawa serta sendiri dan sepi. Aku hanya ingin begini untuk beberapa waktu.

“Kalau aku mati kamu sedih?”

“Kalalu aku hilang kamu cari?”

“Kalau aku pergi kamu bingung?”

“Kalau aku gak lagi bisa bahagiakan kamu, kamu tetep disini?”

Dan kini jawabanmu dalam kepalaku hanya “tidak”.

Aku ingin berhenti mengasihani diri sebagai korban. Aku hanya ingin mengasihi diriku sendiri. Menyelamatkan diriku sendiri dari apapun yang tidak menjadi jalanku. Dari kamu, dari dia dari siapapun yang aku mungkin saja taak bisa menolaknya lantaran aku tak ingin menyakiti apapun lagi.

Aku lupa. Aku lupa mengeluarkan diriku sendiri dari lingkaran pengorbananku. Aku lupa menyelamatkan tubuh dari meja perjamuan yang tak semestinya. Aku tak bisa menyelamatkan diriku dari keterlibaatan rasa sepihak dan apapun yang semakin menyakiti aku lagi dan lagi.

Hanya saat ini, di mulai pada detik ini,

“Bisakah aku memilih hidupku? Aku pun ingin egois menjaga diriku sendiri…”

 

 

                                                                                                                                                25 minutes left .

                                                                                                                                                081013. 23:35

                                                                                                                                                S.O.S

Tidak ada komentar:

Posting Komentar