Aku tak tau, ..
Sejujurnya tak pernah yakin mengetahuinya.
Setiap kali kita berdebat soal
komunikasi percintaan kita. Mau-tak mau, sengaja-tak sengaja, ini akan
menyisakan tangis untukku. Beberapa tertumpah jatuh di depanmu, sebagainnya
kukuras saat kamu tak ada di dekatku.
Ini lucu.
Juga menyakitkan. Saat kamu, aku,
kita yang berdiri sendiri-sendiri sering dipercaya orang sebagai tempat untuk
sekedar berbagi dan bertanya mengenai suatu hubungan, komitmen dan komunikasi,
justru mengalami hal yang serupa dan belum juga mampu memperbaikinya dengan
sempurna.
Aku merasa segala advice yang
kuberikan pada klienku adalah sekedar isapan jempol yang dahsyat mensugesti
mereka. Isapan jempol yang praktik denganmu saja aku berkali-kali gagal di
dalamnya.
Percayalah, Sayang..
Aku tak ingin mempertentangkan
ini jika kukira ini tidak mengancam kebahagiaan kita, bukan hanya aku atau
kamu. Kita.
Bukankah kamu juga “hero” bagi
mereka-mereka yang datang padamu, sayang? Lalu mengapa kamu tak juga hadir
seperti “kekasih hero” untukku? Mengapa selalu kurasakan begitu susah bagiku
untuk sekedar memberitahumu soal ini tak
baik untukku dan aku tak menginginkannya agar kita tak berselisih.
Yang perlu sama-sama kita tau,..
Bukanlah pertengkaran yang mampu
meluluh lantakkan kasih sayang dalam sebuah hubungan. Tapi bagaimana cara kita
berselisih dan bagaimana niatan kita untuk menyelesaikannya, bukan
menyudahinya.
Aku mencintaimu, sehingga aku
terlalu takut kehilanganmu, karena itu, aku tidak menginginkan
pertengkaran-pertengkaran kecil yang seharusnya memperkuat hubungan kita makin
menjadikan kita menyelipkan jarak diataranya.
Ingin Pulang padamu.
040712
di 05.18 pm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar