7.04.2012

Bertengkar









Aku tak tau, ..

Sejujurnya tak pernah yakin mengetahuinya.

Setiap kali kita berdebat soal komunikasi percintaan kita. Mau-tak mau, sengaja-tak sengaja, ini akan menyisakan tangis untukku. Beberapa tertumpah jatuh di depanmu, sebagainnya kukuras saat kamu tak ada di dekatku.


Ini lucu.


Juga menyakitkan. Saat kamu, aku, kita yang berdiri sendiri-sendiri sering dipercaya orang sebagai tempat untuk sekedar berbagi dan bertanya mengenai suatu hubungan, komitmen dan komunikasi, justru mengalami hal yang serupa dan belum juga mampu memperbaikinya dengan sempurna.

Aku merasa segala advice yang kuberikan pada klienku adalah sekedar isapan jempol yang dahsyat mensugesti mereka. Isapan jempol yang praktik denganmu saja aku berkali-kali gagal di dalamnya.


Percayalah, Sayang..

Aku tak ingin mempertentangkan ini jika kukira ini tidak mengancam kebahagiaan kita, bukan hanya aku atau kamu. Kita.

Bukankah kamu juga “hero” bagi mereka-mereka yang datang padamu, sayang? Lalu mengapa kamu tak juga hadir seperti “kekasih hero” untukku? Mengapa selalu kurasakan begitu susah bagiku untuk sekedar memberitahumu soal ini tak baik untukku dan aku tak menginginkannya agar kita tak berselisih.

Yang perlu sama-sama kita tau,..

Bukanlah pertengkaran yang mampu meluluh lantakkan kasih sayang dalam sebuah hubungan. Tapi bagaimana cara kita berselisih dan bagaimana niatan kita untuk menyelesaikannya, bukan menyudahinya.
Aku mencintaimu, sehingga aku terlalu takut kehilanganmu, karena itu, aku tidak menginginkan pertengkaran-pertengkaran kecil yang seharusnya memperkuat hubungan kita makin menjadikan kita menyelipkan jarak diataranya.



Ingin Pulang padamu.
040712
di 05.18 pm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar