2.21.2013

Killing my sensibility

Baru saja aku melihat rekan kerjaku yang baru saja lulu dari perusahaan. kalimat yang dikoar-koarkannya sangat membahagiakan, tapi sekali lagi, melalui sensibilitasku, aku menangkap getaran aneh dalam suaranya, aku melihat gesture dan bahasa tubuh yang sumbang, yang bagiku adalah makna bahwa hatinya sedang terluka.

Aku membenci hal ini, aku membenci anugerahNya yang diberikan padaku melalui kesensitifan membaca gerak. Terkadang aku ingin menjadi manusia dengan kemampuan pengamatan yang wajar. Karena mampu membaca, adalah sebuah media penyedot aura negatif bagiku.

Sama seperti bagaimana aku bisa menangkap apa yang sedang diantara kita belakangan ini, entahlah..sensibilitasku yang emang gadungan, ataukah aku yang mengacaukannya dengan kepicikanku akan kenyataan yang afa dibaliknya?

Aku menjadi tak memahami apa arti dari caramu menatapku belakangan. Aku jadi tak mamp mwngartikan segala gerak dan gerikmu belakangan.

Apakah sudah saatku utuk menyerah?

Apakah ini arti dari segala upayaku adalah sia-sia?

Karena sejujurnya, aku tak ingin mengemis padamu, karena sesungguhnya aku mengupayakan sgal pengorbanan untuk memperbaiki hubungan kita, mengembalikan segalanya menjadi baik-baik saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar