7.28.2013

(me) Mati (kan) Rasa


Apa yang bisa kamu pertanggung jawabkan pada jiwamu?


Bisakah kamu menjamin untuk tak lagi membiarkan hati terluka dan batin tersiksa?


Apa sih yang bisa aku hindari dari sakit dan kehilangan?

Apa yang bisa kamu pertanggung jawabkan pada jiwamu

Bisakah kamu menjamin untuk tak lagi membiarkan hati terluka dan batin tersiksa?

Aku tidak bisa sebegitunya menjaga hatiku untuk kemudian tidak terluka lagi. Bahkan tanpa aku memintaterkadang hati memiliki kehendaknya sendiri. Naluri berjalan sendiri terlepas dari urusan logis – tak logis.

Lalu apa yang lebih bijak dari membiarkan hati lepas dan bebas merasakan apapun semau-maunyaJatuh cintakemudian dibumbung tinggikan asa-asadibuai-manja suka cita termasuk kecewa, terluka patah hati hingga kehilangan.

Tidak ada yang bisa ku control dari itu semuaHati akan selalu menemuinya. Yang bisa aku upayakan dengan keras dan lebih keras lagi hanyalah berhenti terhanyuttetap berdiri sebagai sentral, sebagai porosbukan terombang-ambing rasa dan ikut larut bahkan terlalu larut di dalamnya.

Entahlahhanya sajabagiku sungguh kurang begitu bijak jika aku begitu mengatur hatimemanipulasi rasa dan mencekik segala rasa tanpa pilah-pilih. Kututup hatiku dar segala rasa dan bahaya. Bagiku ini sama saja dengan kutulikan pendengaran jiwaku, kubutakan mata hatiku dan kubekap suara hatiSeperti mencacati diri sendiri. Aku tak mau.

Dan sebagai gantinyaada harga mati yang tak bisa kutawar dari sebuah pilihanaku membuka hati untuk segala kemungkinan rasa yang datang dan hinggapentah sementara atau bahkan menetap.

Bukankah datang dan pergi selalu terjadi? Bukankah pergantian dan perubahan adalah sesuatu yang hampir pasti?

Siap?

Entahlah.

Hanya saja semenjak saat ituaku merasa setengah matirasa.Suka-luka-duka-cita hinggap dan melompat kesana kemariaku hampir tak bisa menyimpan segala rasa yang mampir dengan baik dan semestinya.

Mungkin benaraku pun saat ini masih berprosesentah menjadi apa dan bagaimanamenuju suatu perubahan tentu sajaHanya saja aku belum mampu meramalkan akan lebih baik atau bagaimanahanya saja aku begitu menginginkan aku semakin kuat dan dimampukan olehNya tentu saja.

Segala sesuatu terjadi untuk sebuah alasan.

Aku selalu yakin semua yang terjadi selalu memiliki tujuan.Persetanini urusan Tuhanurusanku hanyalah menjalaninya sebaik-baiknyasekuat dan mampukuhanya saja aku takut Tuhan berhenti membelaiku hingga aku berjalan lagi pada jalan-jalan setapak yang membuatku begitu mudah menghilangkan nyawaku sendiri.

Jika perluaku akan membayangkan bahwa siapapun yang aku cintai adalah orang-orang dengan masa hidup yang pendeksupaya aku mampu menghargai kekinianapa yang masih kumiliki bersamanya tiap detiknyaSupaya aku tak begitu cerobih menghambur-hamburkan waktu dan mengotori memori.Mengalah itu jelas. Cinta ahli melakukannyahanya saja tak semua manusia mampu memahami cintabagaimana cinta,hakikatnya dan apa yang dimaui cintaTak semua manusia memedulikan cinta yang ada di dalam dirinya, yang tumbuh dan mengakar dalam jiwanya.

Andai saja .. 





280713 , 23:48
Kalau saja..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar