7.08.2013

Surat Doa

Tuhan apa yang terjadi?

Kau mengembalikan makna hidup pada genggamku namun mengambil nyata darinya.

Tapi Tuhan, … Jika ini adalah hukuman atas bagaimana aku begitu takabur mengingkari nikmatMu, maka kumohon sebuah kekuatan dan kebesaran hati untuk menerimanya.

***

Aku berdiri di depan cermin setinggi satu seperempat kali tinggiku. Ada yang berbeda. Entahlah aku tak yakin, tapi aku merasa sorot tatapku tak lagi sama. Aku merasa wajah ini begitu suram.

Kurang tidur?

Bisa jadi. Mengingat pola hidupku yang semacam nyaris terbalik dari kebanyakan manusia normal dalam kurva mestinya. Aku jatuh terlelap dalam tidur-tidur ayam menjelang subuh dan seringnya terbangun dengan kondisi terkaget di beberapa jam kemudian. Kalau aku tak salah mengingat dan menghitung, tiga atau empat jam bukanlah waktu cukup yang ideal untuk ditiduri.

Aku rasa banyak orang religious yang selalu benar akan kalimat Ketuhanan mereka.

Tuhan mendengar segala doa, dan memenuhinya.”

Tuhan mendengarkan doa ku, aku ingin kurus. Dan dia memberiku kesempatan memenuhinya lewat insomnia dan siklus muntah-muntah di tengah malam.

Well.. Normal was boring, I know, but God, I missed to be it.

Badanku mengurus. Aku tak memercainya sampai aku sendiri bosan mendengar testimoni sekitar yang mengataiku ini-itu soal penyusutan drastis bobot tubuhku, yang bagi mereka terlihat begitu signifikan pada bentuk tubuhku. Sampai suatu malam aku menyadarinya dengan mataku sendiri, kaki-kakiku mengurus, dan lengan atasku menyusut diameternya.

Aku terlihat menyedihkan. Lucunya ini terjadi ketika aku memutuskan untuk bahagia.

Lalu aku mulai meragukan diriku sendiri. Aku tak yakin ini sekedar gangguan tidur dan pola makan. Aku mencurigai diriku sedang menyakiti dirinya lagi. Oh kumohon jangan lagi, jangan di saat aku ingin kembali menyayangi diri ini.

Sejujurnya belakangan aku merasa begitu sering “melayang”. Entahlah, ini terasa begitu ringan. Bisa jadi karena aku kehilangan beberapa kilo dari bobot semulaku. Atau bisa jadi karena aku dilanda shock kepala setelah menguras habis isi perutku. Sejujurnya aku mulai merasa takut.

“Tuhan, bolehkah aku minta baik-baik saja? Aku ingin kembali pada makna normal seutuhnya. ”





080713/04:06
God, Save Me


Tidak ada komentar:

Posting Komentar