8.05.2013

Day 1

Kami duduk berhadap-hadapan. Aku lelah. Dia nampaknya juga begitu. Rhumraisin ice coffee di hadapanku tinggal setengah. Ia menatapku sebentar sebelum kemudian beranjak menuju meja pesanan memesan sesuatu untuknya sendiri. Aku datang lebih dulu. Menjnggu dalam ketidak pastian selama 3 puntung rokok. Dia kembali, menghempas badannya pada kursi stainless persis di hadapanku, membuang nafas berat, yang bagiku berkesan seperti "hhh apalagi ini".

Sedikit basa-basi.
"Gimana ujianmu?"
Dia menjawab dalam paparan. Kalimat dari kalimat berlompatan. Aku sedang menikmati pembicaraan sebelum bagian inti ini, karena bisa saja segalanya berubah setelah ini.

Kali ini gilirannya berbasa-basi.
"Gimana kerjaan tadi?"
"Well. Ancur.. "
Aku menikmati bagaimana aku masih bisa bicara ringan bersamanya tanpa bermain-main dengan asumsi dalam kepala. Karena aku tahu, segalanya belum tentu akan sama setelah apa yang akan aku bicarakan selanjutnya.

Sudah saatnya kurasa.
"Aku sebel sama kamu belakangan. Kamu main kabur-kabur lagi. Kenapa soh?"
Kamu pasti tak perna sadar bahwa setiap inci tubuh turut bicara. Aku menangkapnya. Terserah apa pembelaanmu. Kamu tak nyaman, kamu merasa diseret ke meja sidang.

Kamu mencoba mengelak, aku mencecar, kita perang tatap dan bahasa. Sampai kembali kamu lontarkan kalimat yg pernah menyakitiku begitu dalam dulu.

Kamu brengsek!

Aku tak pernah menyangka kamu bisa mengulang hal yang sama. Kamu mengerikan! Bahkan sarat akan manusia tak ada padamu! Hati dan otakmu tak bekerja! Emosi meletup-letup di dadaku. Meradang. Kepalaku sakit, sesuatu di dalam dadaku mendesak sesak.

Kamu bangsat!

Aku tak pernah mengira kamu bisa mengulang kekejaman yang sama setelah segala hal manis yang kamu berikan. Setelah kami setengah memohon atas maafku. Apa masih bisa aku menyebutmy manusia?!

"Kita jalani aja"
Katamu kemudian, mengakhiri janji-janjimu soal perbaikan.



300713, around 10 pm
Kenapa kau tak mati saja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar