8.05.2013

Day 4

Dia mengingkari janjinya. 

3 hari dan tak pernah ada kabar. Dia melakukannya lagi. Dia pergi macam pelaku kriminal dan lagi-lagi aku adalah korbannya. Dia sangat mudah diprediksi. Sayangnya kali ini aku tak ijinkan dia lari. Setidaknya ini tak semudah kemarin. Aku bertaruh hatiku sendiri.

Susah sekali mengajarkanmu soal kedewasaan dalam satu hal ini. Ironisnya kamu adalah sosok yang cukup pandai bicara ini-itu soal revolusi hubungan. Sayangnya semua kalimat motovasimu adalah sampah bagi dirimu sendiri. Hanya sebuah rangkaian kata apik yang tak berfungsi dengan benar dalam tatanan konsep dirimu. 

Aku turut bersedih atas hal itu.
Juga atas diriku yang dengan bodohnya melucuti senjataku satu persatu.

Pagi ini aku menghibungimu lebih dulu. Selalu begitu sejak dulu. Kamu kehilangan kelelakianmu begitu seringnya tanpa kamu sadari itu. Kanu lelaki lemah yang tak lebih dari sekedar pengecut untuk apa yang kau muntahkan dari mulutmu sendiri, dalam kata-katamu. Kamu menyedihkan. Bukan aku yang telah mampu mengampunimu, tapi kanu yang tak mampu menahan diri untuk tak lagi menyalahiku.

Tentu saja aku marah. Tentu saja aku sakit hati. Kau bilang "teman dekat". 

Dimana otakmu?! Dimana hatinu?!

Aku begitu ingin melempar piring dihadapanmu, melemparnya ke kepalamu. Supaya entah gumpalan apapun yang membuat otakmu sulit bekerja dengan benar bisa pecah dan mengembalikanmu pada jalan pikir yang waras.

Begitu ingin aku membenturkan kepala kencang-kencang menyadarkan diri dari kebodohan uang kulakukan 2 bulan ini. Gila! Aku sama tak warasnya denganmu. Sial! Aku menyambutmu! Cinta ini bebal untuk cepat-cepat berlalu meninggalkan hatiku.

Aku mencintai setan sepertimu!

Tuhan mengutukku.

"Kita pasangan"
Katamu setelah mengucap janji-janji yang akh sendiri tak tau kau paham betul artinya atau tidak.
Aku sedang berjalan ke pemakamanku sendiri.


030813 : aroud 2pm
Harusnya kamu yang membunuhku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar